Loading

ARTIKEL K3

Jaman sekarang industri di dunia sangat banyak sekali tempat kerja yang berbahaya.Seperti di bidang industri,pertanian dan masih banyak bidang2 lainnya yang terdapat sumber2 berbahaya.Sehingga di perlukan adanya suatu program yang bertujuan utk melindungi pekerja dan pengusaha yang di sebut dg K3.
Pengertian K3 dan tempat kerja
Kesehatan dan keselamatan kerja / K3 adalah suatu program yang di buat pemerintah yang di tujukan bagi pengusaha dan pekerja dalam rangka mengupayakan pencegahan timbulnya kecelakaan kerja.
K3 di atur oleh UU no.1 th 1970.Sehingga bagi pengusaha bdan pkerja yang melanggar K3 akan mendapat sanksi2 tertentu.Tempat kerja adalah tempat seseorang bekerja yg terdapat sumber2 bahaya di dalam ruangan / di luar ruangan.
Tujuan dan sasaran adanya K3
Tujuan adnya sistem K3 yaitu untuk melindungi pekerja dan pengisaha dari kecelakaan / bahkan kematian.
Sasaran sistem K3 yaitu :
a. Bagi pengusaha
Untuk mengurangi biaya pengeluaran.
b.Bagi pekerja
Untuk melindungi diri sendiri jika terjadi kecelakaan.
Definisi kedisiplinan
Kedisiplinan adalah suatu tindakan / prilaku seseorang bertujuan untuk mengatur diri agar tepat waktu pada suatu pekerjaan.
Definisi kerapiahan
Kerapihan adalah Suatu prilaku / tindakan seseorang agar selalu sesuai dg tata tertib yang berlaku.
Kesimpulan yang dapat di tarik :
K3 adlah suatu program yang di buat pemerintah yang di tujukan bagi pekerja maupun pengusaha dalam rangka mengupayakan pencegahan timbulnya kecelakaan kerja.

TIPS MEMILIH MOTHERBOARD

Tips Memilih Motherboad pada PC Desktop Rakitan
Sumber : chip.co.id
Seperti kita ketahui bahwa saat ini penggunaan PC Desktop sudah umum untuk mendukung aktivitas kita sehari-hari, baik dari sisi pekerjaan maupun hiburan. Untuk itu, diperlukan suatu pengetahuan (knowledge) yang memadai dari sisi arsitektur & periferal PC tersebut agar kita dapat menggunakannya dengan optimal.

Di Indonesia umumnya, kebanyakan PC Desktop yang beredar adalah tipe PC rakitan. Istilah PC rakitan mengacu pada sebuah PC Desktop yang dirakit sendiri secara swadaya oleh pemiliknya, atau dirakit oleh sebuah dealer lokal. Kelebihan PC rakitan adalah dari sisi fleksibilitas fitur, spesifikasi, kemudanan upgrade sampai ke harga yang lebih miring. Istilah ini untuk membedakannya dengan PC Branded (bermerek) yang biasanya memiliki “kelebihan” sebaliknya, yaitu : Fitur kurang fleksibel (sudah ditentukan oleh produsennya), spesifikasi sudah fix, susah di-upgrade (karena harus melalui perwakilan resmi produsen) dan harganya sedikit lebih mahal daripada PC rakitan. Jika anda sudah memutuskan untuk membeli PC rakitan, ada baiknya mengetahui dulu arsitektur periferal yang menentukan dari sebuah PC. Perangkat terpenting PC sebetulnya adalah Motherboard (atau Mainboard). Sebegitu pentingnya perangkat ini, hingga dinamakan sebagai “Mother”. Ini artinya Motherboard adalah sebuah perangkat utama yang menjadi platform/dasar dari sebuah PC. Dapat dikatakan, sebuah PC sebetulnya dibangun dan memiliki spesikasi sesuai dengan Motherboard yang digunakan. Semua devices & periferal seperti Processor, RAM, Hard Drive, VGA Card sampai ke Mouse/Keyboard semuanya berhubungan dan “dicolokkan” pada Motherboard. Dibawah ini merupakan tips memilih Motherboard yang baik:

• Carilah Motherboard yang berharga terjangkau & sesuai dengan tujuan penggunaan PC. Yang paling penting pada saat membeli produk adalah budget dana yang tersedia. Sesuai dengan harganya

Motherboard dibagi menjadi 3 segmen, yaitu : Value (terjangkau), Mainstream (menengah)

High End
(kelas atas). Tentukan dulu tujuan penggunaan PC, apabila hanya digunakan untuk keperluan
standar/administrasi sebaiknya gunakan tipe Value, jika untuk pemakaian home-entertainment bisa
menggunakan mainstream dan seterusnya.
Tentukan form-design (ukuran) chassis yang ingin digunakan.
Motherboard memiliki dua ukuran, yang disebut ATX dan Micro-ATX. Ini mengacu pada chassis (casing / CPU) yang digunakan. ATX berukuran standar (Tower PC), sedangkan Micro-ATX berukuran lebih kecil (Mini Tower PC). Umumnya Motherboard Value menggunakan form-design Micro-ATX.
Pilihlah chipset yang tepat. Chipset merupakan “jantung” dari Motherboard, dan sangat menentukan spesifikasi dari Motherboard yang digunakan. Motherboard terbaik selalu menggunakan chipset terbaik pula. Pilihlah chipset dengan teknologi paling akhir, agar dapat menggunakan devices periferal terbaru.

Contohnya :
mendukung Processor Intel LGA775, RAM DDR/DDR2, Hard Disk Serial ATA, dsb. Produsen chipset yang
umum di Indonesia antara lain : Intel, Via dan SiS. Pastikan Motherboard mendukung Processor mutakhir, terutama dari Intel.
Intel merupakan teknologi PC di dunia. Hampir semua standar PC dibuat oleh perusahaan ini, jadi sebaiknya kita menggunakan platform yang saling terkait dengan Intel, misalnya :
Motherboard yang mendukung processor Intel. Selain itu produk-produk Intel biasanya juga mendukung fitur-fitur motherboard yang mutakhir seperti yang telah dijelaskan pada poin sebelumnya.
Fasilitas fitur terintegrasi (on-board). Fasilitas terintegrasi adalah fitur tambahan yang telah disertakan pada Motherboard tersebut, sehingga kita tidak perlu membeli periferal tambahan. Contoh fitur terintegrasi (on-board) antara lain : Grafics Integrated (VGA Card), Audio System, LAN, USB, dsb. Dengan adanya fasilitas ini, maka kita bisa berhemat karena bisa langsung digunakan. Garansi yang memadai jaminan purna jual yang baik. Garansi sangat penting untuk menjamin apabila suatu waktu PC kita mengalami masalah (trouble), sehingga kita tidak perlu mengeluarkan biaya untuk perbaikannya. Carilah merek yang betul-betul memiliki garansi riil dan dapat dipercaya. Saat ini rata-rata Motherboard memiliki garansi 1 – 3 tahun. Garansi juga terkait
dengan layanan purna jual, dimana kita membeli devices tambahan atau komplain mengenai produk yang kita. Artinya penting buat kita untuk membeli Motherboard pada dealer yang cukup bonafid. Ketersediaan Driver pendukung. Driver adalah aplikasi yang berfungsi untuk “memperkenalkan devices atau periferal yang dipasang pada Motherboard, misalnya VGA Card, Printer, CD ROM dan sebagainya. Tanpa driver, perangkat tersebut tidak dapat berjalanan atau dikenali oleh sistem PC. Pastikan Motherboard telah dilengkapi dengan CD Driver yang up-to-dated sehingga dapat mengenali perangkat terbaru. Kompatibilitas sistem dengan berbagai modul card tambahan. Kompatibilitas maksudnya adalah kesesuaian devices & periferal pada Motherboard agar semua sistem dapat bekerja dengan sesuai. Misalnya, apakah tipe RAM atau VGA Card yang kita gunakan dapat berjalan baik dengan Motherboard tersebut. Kompatibilitas merupakan poin penting, karena jika ada satu perangkat yang tidak cocok berarti PC secara keseluruhan tidak dapat digunakan. Untuk mengetahui kompatibilitas,
dapat di cek pada dealer yang menjual atau membaca buku manual (guide book) yang tersedia. Mencari referensi produk-produk Motherboard dari relasi atau media. Untuk memperkuat pengetahuan sebelum membeli Motherboard, ada baiknya kita membaca referensi yang banyak tersedia di majalah komputer, buku atau internet. Kita juga dapat bertanya kepada relasi yang sudah ahli. Sekarang ini banyak tersedia resource informasi mengenai arsitektur PC apabila kita membutuhkannya. Dengan pengetahuan yang memadai akan mengurangi resiko salah beli atau harga yang terlampau mahal. Kelengkapan Motherboard. Terakhir yang tak kalah penting adalah kelengkapan pada Motherboard. Ketika membeli suatu Motherboard box-packaged haruslah menyertakan CD Driver, Buku Manual (Guide Book), Kabel ATA/SATA/Floppy dan Back-panel (berfungsi untuk pelapis bagian belakang casing sebagai tempat konektor). Item diatas minimal harus ada, karena kita tidak dapat merakit PC tanpanya.

Jenis Jenis Prosesor

Perkembangan teknologi prosesor begitu pesatnya akhir-akhir ini. Dalam setahun bisa muncul beberapa jenis prosesor yang baru.
Hal ini dipicu oleh
Pertama oleh tuntutan pengembangan itu sendiri
kedua oleh persaingan sengit antara 2 raksasa produsen prosesor, Intel dan AMD.

Sebagai orang awam, tentu kita tidak paham masalah-masalah teknis, itu adalah bagian orang IT. Tapi setidaknya kita harus tahu jenis prosesor apa saja yang ada saat ini, sehingga saat kita akan membeli komputer kita, sedikit banyak, tahu apa yang kita beli.

  • Intel vs AMD

Dari beberapa produsen prosesor, hanya ada 2 nama yang menguasai pasar, Intel dan AMD (Advance Micro Device). Bagi sebagian besar orang awam, malah hanya tahu satu nama, yaitu Intel. Bahkan ada yg hanya mengenal salah satu merk dagang dari Intel, yakni Pentium. Memang Pentium adalah nama prosesor Intel yg paling melegenda.

Bagi orang yg agak “mengerti” tetek bengek komputer, mungkin sudah kenal nama AMD. Tapi nama ini dipersepsikan sebagai prosesor yang murahan, panas, jelek dan imitasi dari prosesor Intel. Persepsi ini tdk bisa dipersalahkan 100%. Awalnya AMD memang hanya membuat prosesor dgn “menjiplak” teknologi Intel dan atas “restu” pihak Intel, tentu saja.

Namun, karena satu dan lain hal, terjadi persengketaan yg cukup sengit antara Intel dan AMD dan pengadilan mengharuskan AMD mengembangkan sendiri teknologi pembuatan prosesornya. Dari sejak itu, para engineer AMD terpaksa bekerja keras siang dan malam. Kucuran keringat mereka itu tidak sia². Setelah beberapa tahun “tirakat” di dalam laboratorium, mereka berhasil membuat prosesor yang bisa mengimbangi, bahkan dlm suatu periode waktu tertentu, mengungguli “guru”nya, dlm hal ini Intel, tentu saja. Namun harus diakui bahwa dalam bidang pemasaran AMD masih tertinggal jauh dari Intel, tetapi tidak dalam bidang teknologinya.

Jadi persepsi bahwa AMD itu murahan, jelek, panas, imitasi dan yg negatif² lainnya, saat ini sudah tidak berlaku lagi. Kita punya pilihan yang sama² mumpuni untuk prosesor, Intel atau AMD.

  • Adu Balap Kecepatan Prosesor

Dulu kinerja prosesor dilihat dari kecepatannya, yang diukur dengan satuan MHz (Mega Hertz) atau GHz (Giga Hertz). Produsen prosesor terus berlomba menciptakan prosesor dgn kecepatan tertinggi. Sejak jamannya Pentium 4 kecepatan prosesor sudah lebih dari 1.000 MHz sehingga mulai populer lah satuan GHz (1 GHz = 1.000 MHz) dalam mengukur kecepatan prosesor.

Perlombaan ini seakan tak ada batasnya, 2 GHz terlampaui, 3 GHz terlampaui. Sampailah pada suatu titik dimana mulai terjadi keterbatasan (limitasi) dlm meningkatkan kecepatan prosesor. Limitasi yg paling sulit diatasi adalah temperatur. Semakin cepat prosesor, semakin tinggi panas yang dihasilkan, semakin diperlukan sistem pendinginan yg lbh canggih. Limitasi lain adalah konsumsi daya, semakin cepat prosesor, semakin banyak pula energi yang dibutuhkan untuk menjalankannya. Efisiensi lalu menukik tajam. Pada titik ini, para perancang prosesor mulai menciptakan ajang adu balap yang baru, dlm hal ini adu kinerja dan efisiensi prosesor.

  • Adu Balap Kinerja Prosesor

Pihak pertama yg menyadari bahwa adu cepat, pada suatu titik, akan menjadi sebuah ke-sia²an adalah AMD. Mereka sadar akan sulit bersaing dengan Intel kalau mereka berpacu di lintasan balap yg sama. Mereka mengembangkan prosesor tdk lagi berbasis kecepatan tapi berbasis kinerja. Yang jadi ukuran bukan lagi tingkat kecepatan (speed rating) melainkan tingkat kinerja (perfromance rating). Dengan cerdik AMD menamai prosesornya tidak dengan kecepatan (berapa GHz) tapi dengan angka perfromance ratingnya. Dan tolok ukurnya juga mereka sendiri yg menentukan. Jadi orang akan sulit memperbandingkan apple to apple antara prosesor AMD dan Intel pada saat itu.

Contohnya, AMD mengeluarkan prosesor dgn kecepatan “hanya” 1.8 GHz, mereka memberi nama Athlon64 3000+. Angka 3000 secara tersamar mengacu ke angka 3 GHz. Mereka seakan hendak mengatakan bahwa Athlon64 3000+ (sekalipun kecepatannya hanya 1.8 GHz) memiliki kinerja mengimbangi prosesor (Intel) yg berkecepatan 3 GHz. Dan pada kenyataannya memang, lebih kurang, demikian.

Dengan kecepatan yg relatif rendah itu, maka panas yg dihasilkan tdk terlampau tinggi dan lbh hemat daya. Biaya produksinya pun bisa ditekan lbh rendah. Toh pada akhirnya para pengguna komputer tdk peduli berapa GHz kecepatan prosesornya, yang penting seberapa banyak output kinerjanya. Sesuai tidak dgn uang yg sdh mereka bayarkan.

Akhirnya , mau tak mau, Intel juga menganut filosofi yg sama. Mereka menamai prosesor dgn kode² huruf dan angka yg tidak mengacu lagi kepada kecepatan. Pentium D 631 adalah salah satu contohnya.

  • Prosesor Berinti Banyak

Ketika penggunaan komputer semakin meluas dan beragam, dituntut pula prosesor yang bisa mengerjakan beberapa tugas sekaligus. Sudah jamak sekarang ini orang mengetik laporan di komputer sekaligus mendengarkan musik dan pada saat yang sama dia sedang merubah (convert) file musiknya dari format CD ke format mp3 unt dipindah ke mp3 playernya. Istilahnya kerennya multi-tasking, mengerjakan beberapa hal sekaligus di satu komputer yg sama.

Pada komputer yg inti (core) prosesornya hanya satu (single core), hal ini memang masih bisa dikerjakan. Namum krn “otak”nya (core adalah otak dari prosesor) cuma 1 terpaksa bbrp tugas itu dikerjakan secara bergantian dan bergiliran. Untuk tugas² yg “ringan” seperti mendengarkan musik sambil mengetik surat, misalnya, prosesor single core masih mampu menanganinya tanpa si pengguna merasa “terganggu”. Tapi kalau tugas² itu cukup “berat” seperti converting file, main game 3D dsb, kadang terjadi lag atau program terhenti sejenak. Kalau mendengarkan musik, maka alunan suara akan terdengar putus². Itu tandanya prosesor sdh kewalahan menangani tugas yg ber-tumpuk².

Produsen prosesor merespons tuntutan para penggunanya dengan menciptakan prosesor yg memiliki lebih dari 1 core (multi core). Angka yg terdekat setelah 1 tentu saja 2. Maka lahirlah prosesor berinti 2 (dual core). Intel mulai dgn Pentium D (PD) dan AMD mulai dgn Athlon64 X2 (A64 X2).

Meskipun sama² memiliki 2 cores, secara prinsip keduanya berbeda arsitektur. PD menempatkan kedua coresnya dlm 2 chip yg berbeda sedangkan A64 X2 kedua cores berada dlm 1 chip.

Biar gampang kita umpamakan saja prosesor itu sebuah rumah. Lalu chip adalah kamar dan core adalah orang. Pada PD, dua orang itu menempati 2 kamar yg berbeda dlm 1 rumah itu. Otomatis krn kamarnya berbeda, untuk bisa saling komunikasi mereka harus memakai interkom atau telepon, misalnya. Sedang A64 X2 menempatkan kedua orang itu dlm 1 kamar sehingga komunikasi diantara keduanya jauh lbh mudah. Jadi PD memiliki 2 chip dlm 1 prosesor, sedang A64 X2 hanya punya 1 chip.

Istilah dual core jadi rancu ketika Intel mempromosikan PD sbg dual core, padahal pengertian sesungguhnya dari dual core adakah struktur yg dipakai di A64 X2. Sejatinya struktur PD lbh tepat disebut double core. Tapi okey lah, bagi kita orang awam tdk penting betul dual core atau double core.

Kemudian Intel meluncurkan prosesor yg real dual core dgn nama dagang Core® 2 Duo (C2D). Mereka ingin nama dagang Core bisa menggantikan Pentium, tapi rupanya konsumen masih menempatkan nama Pentium dalam top-of-mind mereka. Sulit unt melupakan Pentium. Akhirnya Intel meluncurkan juga Pentium Dual Core dgn serie E21xx. Nah, tambah membingungkan lagi kan, ada Pentium D yg diklaim dual core, ada C2D yg memang betul² dual core, lalu ada pula Pentium Dual Core E21xx. Yah, bahasa marketing memang kadang suka membuat bingung. Apalagi kalau marketingnya kelewat canggih kayak Intel.

Tapi secara hirarkis berdasar kinerjanya (pada speed yg sama), untuk prosesor Intel berinti 2 (biar tdk bingung antara double core dan dual core) adalah sebagai berikut
· C2D serie E8xxx
· C2D serie E6xxx
· C2D serie E4xxx
· Pentium Dual Core E21xx
· Pentium D

Sekarang sudah ada prosesor dengan 4 cores. Intel punya Core 2 Quadro (C2Q) sedang AMD punya Phenom X4. Memang persaingan di antara keduanya tdk pernah habis (dan semoga jangan sampai habis) karena dgn adanya persaingan maka teknologi akan semakin cepat berkembang. Konsekuensinya harus lbh sering ganti komputer, atau minimal upgrade, krn para pembuat perangkat lunak pun akan berlomba menggunakan teknologi perangkat keras yg telah tersedia di pasar. Siapkan dompet yg lebih tebal, terutama unt Anda yg selalu haus mencicipi teknologi terbaru

  • AMD Triple-Core

Amerika Serikat, 17 September 2007. Tiga core prosesor, mengapa tidak? Sepertinya itulah yang ada di benak para ahli di AMD. Kemarin baru saja AMD memberikan berita resmi bahwa awal tahun 2008 mereka akan meluncurkan prosesor baru dengan triple-core. Prosesor baru ini dimasukkan ke keluarga prosesor quad-core AMD (Phenom) yang rencananya dirilis tahun depan. Pada dasarnya prosesor triple-core ini menggunakan desain yang sama dengan quad-core, namun AMD “mematikan” satu core sehingga hanya tiga core yang berfungsi.

Bob brewer, corporate vice president of marketing and strategy dari AMD menjelaskan bahwa sampai saat ini penjualan prosesor quad-core masih sedikit dan belum banyak software yang mendukung optimalisasi empat core. Akan tetapi, banyak aplikasi dan pengguna yang menginginkan “sedikit tenaga lebih” dibandingkan prosesor dual-core, di sinilah prosesor triple-core mereka akan mengisi pasar.

Lebih lanjut Brewer mengaku bahwa kelahiran prosesor baru ini tidaklah direncanakan, namun efek dari proses produksi quad-core AMD yang baru. “Quad-core kami menggunakan desain yang berbeda dan lebih canggih (dari Intel), satu kesalahan kecil saja akan menghancurkan satu batch prosesor di proses produksi”. Prosesor dengan tiga core inilah yang kemudian muncul dari produksi quad-core AMD yang tidak berhasil lolos uji lab.

Belum diperoleh data yang akurat tentang gambaran kinerja prosesor triple-core AMD. Akan tetapi jike memuaskan, tampaknya AMD bisa menambah ceruk pasarnya di dunia prosesor, terutama bila perusahaan asal California ini pintar mematok harganya.

  • Prosesor Quad-Core Opteron

AMD memperkenalkan 4 prosesor Quad-Core AMD Opteron SE yang diklaim bakal membantu para manager TI dalam mengembangkan kemampuan datacenter mereka dalam rangka memenuhi kebutuhan komputasi di lingkungan perusahaan.

Dibandingkan investasi untuk proprietary hardware yang sangat mahal, prosesor produk ini dijanjikan bakal mempermudah perusahaan mengembangkan datacenter mereka dengan lebih mudah dan terjangkau ke server yang menawarkan fungsionalitas kelas enterprise pada harga standar.

Penambahan inti menjadi 4 socket dan 8 socket pada server x86 ini memungkinkan pengguna mendapatkan keuntungan terbaik dalam performa dan efisiensi, yang sangat penting untuk menangani aplikasi-aplikasi database dan virtualisasi.

Sistem Prosesor Quad-Core AMD Opteron SE akan tersedia dari perusahaan OEM Global dan penyedia solusi, termasuk Hewlett-Packard, Sun Microsystems, Dell dan IBM.

Prosesor Quad Core AMD Opteron dengan model 2360 SE (2,5 GHz), 2358 SE (2,4 GHz), 8360 SE (2,5 GHz) dan 8358 SE (2,4 GHz) telah tersedia dan telah mencatatkan rekor benchmark untuk performa di industri.

Translate

English French German Spain Italian Dutch
Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Followers